Dua Guru Dimakamkan Menggunakan Mekanisme Covid-19
CIMAHI – Kasus penyebaran Covid-19 di kalangan guru di Kota Cimahi masih tinggi. Saat ini sebanyak 15 guru di Kota Cimahi terkonfirmasi aktif. Sebelumnya, ada enam orang telah meninggal dunia akibat Covid-19.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Harjono mengatakan, dari enam guru itu, tiga di antaranya merupakan guru SD, dan tiga lainnya guru SMP.
“Sudah ada enam kasus kematian akibat covid-19 di kalangan guru Cimahi,” ujar Harjono di Cimahi, Senin (1/2).
Selain itu, ada dua guru yang statusnya probable atau belum diketahui hasilnya namun dimakamkan menggunakan mekanisme Covid-19. “Ada pula dua kasus kematian berstatus probable karena belum sempat menjalani tes covid namun menunjukkan gejala penyakit Covid-19,” kata Harjono.
Sementara hingga saat ini, terang Harjono, masih ada 15 guru yang masih terkonfirmasi aktif Covid-19. Rinciannya, 10 guru SD dan lima guru SD.
“Kalau siswa ada lima orang, tiga siswa SD dan dua siswa SMP,” jelas Harjono.
Mereka saat ini masih menjalani isolasi mandiri dan perawatan. Harjono menjelaskan, kebanyakan penularan kasus Covid-19 di kalangan pendidikan berasal dari keluarganya.
Tingginya potensi penularan di kalangan pendidik menjadi alasan masih diberlakukannya pembelajaran jarak jauh (PJJ). Selain itu, Kota Cimahi turut menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Tahap II.
“Sekolah masih PJJ dengan sistem daring maupun luring sambil menunggu arahan pemerintah pusat lebih lanjut,” tuturnya.
Dinas Pendidikan Kota Cimahi saat ini sudah mewajibkan sekolah menerapkan kebijakan work from home (WFH) bagi tenaga pengajar sesuai aturan berlaku selama PPKM. “Guru sebagian WFH secara bergiliran dan lainnya ke sekolah untuk menyiapkan PJJ, serta menyemprot area sekolah secara rutin untuk menekan potensi penularan covid-19 di lingkungan pendidikan,” tandasnya.